Cara Edit Foto Pemandangan

Cara Edit Foto Pemandangan www.pilarfoto.blogspot.com

Pada postingan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengedit foto pemandangan dengan menggunakan Photoshop. Jika Anda lihat pada contoh foto diatas,

Read More

Memahami Aperture

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka saat kita mengambil foto. Saat kita memencet tombol shutter, maka lobang didepan sensor kamera akan membuka. Besarnya lobang ini tergantung dari pengaturan aperture pada kamera. Semakin besar lobang terbuka, maka semakin banyak pula cahaya yang bisa masuk ke sensor.

Seperti yang telah disebutkan pada bahasan sebelumnya (Silahkan baca : disini), bahwa lensa adalah "pintu masuk" yang harus dilalui cahaya untuk bisa masuk ke kamera. Nah, dalam lensa ini terdapat suatu lobang yang bisa mengecil dan membesar tergantung jumlah cahaya yang masuk. Lobang inilah yang disebut dengan Aperture.

Aperture www.pilarfoto.blogspot.com

Jika kita menggunakan mode dial Full Auto, maka pada saat memotret dengan kondisi minim cahaya secara otomatis lobang Aperture akan membesar. Begitupun sebaliknya, jika kita memotret pada kondisi terang benderang (banyak cahaya) secara otomatis lobang Aperture akan mengecil. Bisa diibaratkan seperti kita jika melihat cahaya terang/silau maka kita akan memicingkan mata dan akan membuka mata lebar-lebar disaat mencari/melihat sesuatu ditempat yang minim cahaya.

Namun, jika kita menggunakan mode dial semi manual dan full manual, maka kita bisa menentukan sendiri nilai Aperture yang akan kita buka. Dengan penyetingan secara manual ini kita bisa menentukan seberapa jauh bidang fokus pada foto (Baca lagi : tentang exposure)

Aperture dinyatakan dalam satuan f-stop. Misalkan pada aperture 5,6 biasanya akan ditulis dengan f/5,6. Pada penggunaan aperture ini, semakin kecil angka f-stop nya, maka bukaan lensa akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka f-stop, maka lobang akan semakin kecil. Coba perhatikan gambar dibawah ini :

Perbandingan Nilai Aperture www.pilarfoto.blogspot.com

Jelas sekali perbedaannya bukan?
Pada saat kita menekan tombol shutter pada kamera, Aperture akan terbuka sesuai dengan nilai yang telah ditentukan, kemudian kamera akan menyedot informasi cahaya yang akan masuk kedalam sensor. Waktu yang dibutuhkan kamera untuk menyedot cahaya tersebut biasa juga disebut dengan Shutter Speed (selengkapnya tentang Shutter Speed)

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Read More

Pentingnya Exposure Dalam Fotografi

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, bahwa kamera membutuhkan cahaya untuk bisa menghasilkan sebuah foto. Tanpa cahaya maka akan mustahil sebuah foto bisa didapat. Kita juga telah membahas tentang bagaimana perjalanan cahaya tersebut masuk ke kamera sehingga bisa menghasilkan sebuah foto. (Selengkapnya baca disini)

Pada kenyataanya, nilai cahaya pada berbagai kondisi tidaklah sama. Cahaya matahari pagi, siang, sore maupun malam tentu memiliki nilai yang berbeda. Atau, cahaya lampu 10 watt tentu akan lebih terang dibandingkan dengan lampu yang hanya memiliki kapasitas 5 watt.

Untunglah para ilmuwan diluar sana sudah menanamkan beberapa settingan pada kamera, agar hasil foto kita bisa sesuai keinginan, tidak terlalu terang ataupun terlalu gelap. Kita tinggal menggunakannya, apakah ingin dengan mode auto, semi manual atau full manual (silahkan baca : teknik dasar penggunaan kamera). Semua pengaturan yang dimaksud disini biasa juga disebut dengan Metering Mode/Exposure Metering/Camera Metering.

Untuk lebih memahami konsep eksposure ini, kita harus mengenal dulu tiga unsur yang menjadi kunci dasar dalam exposure (segitiga fotografi). Ketiga unsur itu adalah :

• Aperture : Seberapa besar lensa terbuka untuk bisa dilewati cahaya
• Shutter Speed : Berapa lama waktu yang dibutuhkan kamera untuk "menangkap" cahaya
• ISO : Seberapa peka sensor menerima cahaya

Sebelum melakukan pemotretan dengan mode semi manual atau full manual, kita harus memperhatikan ketiga unsur diatas. Beberapa hal ini dibawah ini bisa kita jadikan patokan untuk melakukan settingan exposure pada kamera :

1. SEMAKIN KECIL APERTURE maka akan menghasilkan foto dengan ruang ketajaman (DoF) yang luas. Artinya jika anda ingin menghasilkan setiap area pada foto memiliki ketajaman yang baik, maka aturlah bukaan lensa yang kecil (angka besar). Biasanya settingan ini dipergunakan untuk memotret landscape yang membutuhkan detail dan ketajaman diseluruh bagian foto. Aperture kecil contohnya f/11, f/13, f/14…dst 


2. SEMAKIN BESAR APERTURE maka akan menghasilkan foto dengan ruang ketajaman (DoF) yang sempit. Anda pernah lihat foto dengan objek yang tajam dan background yang blur? Teknik ini sangat digemari karena dapat memperkuat objek pada foreground dan juga terasa lebih artistik. Nah, jika anda menginginkan hasil foto seperti itu, maka aturlah bukaan lensa yang besar (angka kecil). Semakin besar bukaan lensa maka background akan terlihat semakin blur. Aperture besar contohnya f/2.8, f/1.4…dst 


3. Untuk teknik SHUTTER SPEED LAMBAT (SLOW SPEED) akan memberikan efek khusus pada objek yang bergerak. Untuk teknik ini membutuhkan kreatifitas fotografer dalam menentukan settingan shutter speednya. Aliran air seperti kapas, lampu-lampu kendaraan pada malam hari terlihat seperti garis dengan pola-pola tertentu adalah beberapa contoh penggunaan teknik ini. Penggunaan tripod pada teknik ini juga sangat dianjurkan untuk menghindari foto yang tidak tajam (shake/blur)


4. SHUTTER SPEED CEPAT biasanya digunakan untuk membuat foto freeze object. Teknik freeze itu sendiri dapat diartikan sebagai teknik memotret pada objek yang sedang bergerak dan pada hasil foto akan terlihat seolah-olah objek yang bergerak tersebut diam/berhenti dalam pergerakannya. Seperti halnya dalam teknik slow speed diatas, tidak ada aturan baku dalam teknik ini. Semua tergantung kreatifitas anda, ingin seperti apa foto yang dihasilkan. Jika ingin foto yang benar-benar freeze maka pilihlah shutter speed yang cepat dan turunkan sedikit kecepatannya bila ingin terlihat ada pergerakan pada hasil foto anda. Memotret balapan, memotret burung yang sedang terbang adalah contoh dari teknik ini.


5. SEMAKIN RENDAH ISO maka kemungkinan “penampakan” noise juga akan semakin kecil. Noise biasanya akan terlihat pada angka ISO 400 atau lebih. Apabila setelah melakukan settingan (ISO, Aperture, Shutter Speed) hasil foto masih terlalu gelap dan kita tidak ingin melihat adanya noise pada hasil foto kita maka dapat diakali dengan menggunakan lampu tambahan seperti blitz/flash, lampu payung, dsb 


6. SEMAKIN TINGGI ISO maka noise akan semakin jelas terlihat. Karena noise ini berupa bintik-bintik kecil pada foto, maka keberadaannya dianggap sangat mengganggu. Mungkin karena hal tersebut, di internet banyak kita temui softwere atau plug in penghilang noise, seperti Neat Image, Imagenomic Noiseware, Noise Ninja, dsb. Untuk penggunaannya, biasanya ISO tinggi hanya digunakan pada saat kamera kekurangan cahaya, misalnya malam hari. Namun tidak sedikit pula fotografer yang sengaja menghadirkan noise ini pada foto mereka (biasanya foto B/W), sehingga foto akan kelihatan lebih artistik. 

Setelah melihat bahasan diatas, mungkin akan timbul satu pertanyaan, bagaimana cara menentukan bahwa exposure yang kita lakukan sudah benar-benar pas, tidak under atau over exposure?

Untuk mendapatkan exposure yang pas itu caranya cukup mudah, yaitu anda tinggal lihat pada viewfinder (jendela bidik), kemudian tekan shutter setengah untuk focus, maka pada jendela bidik tersebut anda akan lihat sebuah garis indikator kecil. Jika indikator tersebut berada disebelah kiri berarti under exposure dan sebaliknya. Anda tinggal memposisikan indikator tersebut tepat ditengah (angka nol) dengan cara memutar-mutar settingan ISO, Aperture dan Shutter speed.

Indikator pada viewfinder www.pilarfoto.blogspot.com

Jadi, bila anda akan melakukan suatu pemotretan tanpa blitz, settingan pertama adalah atur ISO pada angka kecil (200 atau lebih kecil), setelah itu “mainkan” settingan aperture dan shutter speed pada kamera anda. Jika settingan keduanya sudah mentok (Bukaan lensa sudah yang paling lebar atau shutter speed sudah pada angka 1/60), namun garis indikator masih belum ditengah, maka naikkan ISO sehingga garis indikator tepat berada ditengah.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Read More

Bagaimana Kamera Menghasilkan Sebuah Foto

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Pada dasarnya prinsip kerja kamera adalah merekam pantulan cahaya yang mengenai suatu objek kemudian menyimpannya pada media yang peka terhadap cahaya. Jika pada kamera analog kita mengenal istilah film, maka pada kamera DSLR atau kamera digital terdapat sebuah sensor yang akan merekam semua informasi cahaya tersebut.

Untuk lebih gampangnya, mari kita lihat dulu gambar dibawah ini :

Bagaimana Kamera Menghasilkan Sebuah Foto www.pilarfoto.blogspot.com

Keterangan gambar :

• Apa yang kita lihat dari Viewfinder (9) adalah pantulan cahaya dari objek foto (1) yang masuk melewati Lensa (2) dan terus menuju cermin pantul (3). Kemudian dari cermin pantul ini, cahaya diarahkan ke pentaprisma (8). Pada pentaprisma ini terdapat dua buah cermin yang dipasang sedemikian rupa sehingga arah cahaya yang semulanya vertikal akan berubah menjadi horizontal dan langsung masuk menuju viewfinder (9)
• Pada saat pemotretan terjadi, Cermin pantul (3) akan berayun keatas sehingga cahaya yang sebelumnya diarahkan ke pentaprisma akan dapat langsung terus maju dengan lurus menuju Shutter (4). Shutter itu sendiri akan terus terbuka selama waktu shutter speed yang telah kita tentukan dan Sensor (5) juga akan terus merekam cahaya yang masuk tersebut. Jika proses ini sudah selesai, maka Cermin Pantul (3) akan kembali seperti semula sehingga cahaya dari lensa akan kembali menuju pentaprisma dan muncul viewfinder
• Proses selanjutnya adalah apa yang terjadi pada sensor digital. Pada sensor ini, gambar akan diolah oleh "komputer" yang ada pada kamera, mengubahnya dengan format yang sesuai kemudian menyimpannya dalam memory card.

Berdasarkan hal diatas dapat kita lihat bahwa cahaya adalah unsur penting yang harus ada dalam dunia fotografi. Tanpa adanya cahaya akan sangat mustahil sebuah foto bisa dihasilkan. Namun, kita juga tahu bahwa cahaya yang dihasilkan baik itu dari matahari atau lampu. Nilai cahaya pada saat mendung tentu tidak sama dengan nilai cahaya pada saat cerah, begitupun pada lampu dengan ragam watt nya.

Jadi, bagaimana cara agar cahaya pada foto yang kita hasilkan bisa pas, tidak terlalu gelap ataupun terlalu terang?
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa cahaya masuk ke kamera melewati lensa, dan saat kita memotret cahaya tersebut akan diteruskan ke Shutter. Jika Anda memotret dengan menggunakan Full Auto , maka kamera akan mengatur secara otomatis cahaya yang masuk ke kamera. Namun jika Anda memotret dengan menggunakan semi manual atau full manual (selengkapnya baca disini), maka Andalah yang menentukan banyaknya cahaya yang melewati lensa (Apperture), lamanya Shutter membuka atau menutup (Shutter Speed) dan juga seberapa peka sensor menerima cahaya (ISO).

Apperture, Shutter Speed dan ISO biasa juga disebut dengan Segitiga Fotografi. Dimana ketiga unsur tersebut akan menentukan hasil atau efek dari foto kita nantinya. Silahkan Anda klik link yang ada diatas untuk melihat apa saja pengaruh ketiga unsur tersebut terhadap foto Anda

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Read More

Teknik Dasar Penggunaan Kamera DSLR

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sebagian orang beranggapan, bahwa menggunakan kamera digital sangat mudah dan menyenangkan. Kita tinggal bidik, pencet, lihat hasil foto, kalau tidak suka hapus, kemudian bidik lagi, pencet, lihat, hapus.... Hmm.... :)

Itulah kehebatan teknologi saat ini. Jika dulu, untuk bisa melihat hasil foto dari sebuah kamera, kita harus melakukan cuci cetak yang hanya bisa dilakukan di studio lab foto, namun sekarang semua hasil foto tersebut sudah bisa kita lihat langsung dari kamera, hanya beberapa saat setelah kita menekan tombol shutter. Berarti ada benarnya juga pernyataan diatas, semua sudah serba instan dan menyenangkan. Anak kecilpun bisa dengan mudah melakukan pemotretan.

Namun, untuk mendapatkan hasil foto yang bagus tentulah tidak segampang itu. Banyak hal yang harus kita perhatikan sebelum menekan tombol shutter pada kamera, mulai dari komposisi sampai pada pengaturan kamera yang kita gunakan.

Pada dasarnya, setiap kamera DSLR atau kamera digital, apapun merknya, memiliki beberapa pengaturan untuk memudahkan kita dalam mengoperasikan atau untuk menghasilkan foto seperti yang kita inginkan. Dan jika dibagi secara garis besar maka dapat kita kelompokkan menjadi tiga bagian :

• Full Auto.

Kamera "bertanggung jawab" penuh terhadap hasil foto yang akan dihasilkan. Disaat kita setengah menekan tombol shutter, maka kamera akan mencari satu atau beberapa titik untuk dijadikan fokus, kemudian melakukan pengukuran cahaya pada titik fokus tersebut. Jika pengaturan telah selesai, biasanya akan ditandai dengan bunyi "beep" dan jika kamera menilai bahwa titik fokus berada dalam keadaan kekurangan cahaya, maka flash pada kamera akan naik secara otomatis.

Untuk mengaktifkan fungsi Full Auto ini, dapat dilakukan dengan memutar mode dial yang biasanya berada pada bagian atas kamera ke mode Auto, Close Up, Landscape, Nightshoot, Sport dan Macro

• Semi Auto/Semi manual

Pada mode ini, kitalah yang punya andil besar terhadap hasil foto yang akan dihasilkan, kamera hanya akan menyesuaikan pengaturan cahaya pada titik fokus. Sebelum kita menekan penuh tombol shutter, kita diharuskan melakukan beberapa pengaturan. Kemudian kamera akan menyesuaikan pengaturan tersebut hanya pada terang/gelap foto yang akan dihasilkan. Disini flash pada kamera juga diatur secara manual.

P, S, A (pada Nikon) atau P, Tv, Av (pada Canon) adalah mode dial utuk mengaktifkan pengaturan ini

• Full Manual

Jika Anda memutar mode dial ke mode M, maka Anda lah yang menentukan hasil foto yang akan dihasilkan tanpa adanya "campur tangan" dari kamera. Pengaturan yang Anda lakukan akan menghasilkan foto yang terlalu gelap atau terlalu terang, kamera Anda tidak akan peduli. Namun jangan salah, justru mode inilah yang paling banyak digemari oleh para Fotografer Profesional dalam menghasilkan sebuah karya foto. Sebab, pada mode ini kitalah yang menentukan hasil foto seperti apa yang kita inginkan.

Jadi, mode dial mana yang harus kita pakai?
Semua tergantung kebutuhan, Anda inginnya hasil foto seperti apa. Jika Anda merasa masih awam dengan kamera yang Anda gunakan dan ingin hasil foto dengan terang/gelap yang pas maka mode Full Auto mungkin cocok untuk Anda gunakan. Namun, jika Anda ingin hasil foto yang sedikit beda seperti mengaburkan background atau foto siluet, maka silahkan Anda gunakan mode Semi Auto ataupun Full Manual.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa semi manual dan full manual adalah yang paling banyak digemari oleh para fotografer karena bisa mengahasilkan foto yang bagus menurut kita bukan seperti apa yang kamera inginkan. Tentu saja, untuk menggunakannya kita harus memahami dulu beberapa hal dasar agar hasil foto kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Dibawah ini saya telah kumpulkan beberapa artikel dasar yang semoga bisa membantu Anda dalam memahami tentang konsep dasar fotografi. Disini bukan berarti, selesai Anda membaca maka Anda akan langsung jago, sebab latihan dan keseriusan Anda dalam belajarlah yang paling dibutuhkan.

Tentang Fitur Kamera dan Settingannya

• Bagaimana Kamera Menghasilkan Sebuah Foto
• Tombol Pada Kamera dan Fungsinya
• Memahami Mode Dial Kamera
• Cara Mengambil Fokus Dengan Kamera Digital
• Cara Mengatur Titik Fokus Pada Kamera
• Apa itu White Balance
• Histogram Pada Kamera dan Cara Membacanya
• Settingan Pada Kamera Yang Harus Selalu Diperiksa Sebelum Memotret
• Sudah "Expired" kah Kamera Anda, Cek Disini

Tentang Prinsip Dasar Exposure

• Pentingnya Exposure Dalam Fotografi
• Memahami Shutter Speed
• Memahami Apperture
• ISO dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Foto
• Apa Itu DoF
• Pengertian STOP dalam Fotografi

Teknik Pemotretan

• Cara Memegang Kamera Agar Tidak Goyang
• Pengertian PoI dan RoT
• Komposisi Dalam Fotografi
• Sudut Pengambilan Foto

Semua artikel diatas hanyalah sebagian kecil dari apa yang akan Anda dapatkan dari barajafotografi.blogpot ini. Jadi pastikan terus Anda mengikuti artikel dari barajafotografi.blogspot dengan berlangganan gratis via email dan jangan lupa sukai halaman page facebooknya

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Read More

Cara Menggunakan Photoshop

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Photoshop adalah sebuah softwere editing foto yang paling banyak digunakan orang saat ini. Bisa dibilang Photoshop adalah "rajanya" softwere editing foto. Bagaimana tidak, hampir semua proses pengerjaan foto dapat dikerjakan dengan sofwere ini.

Nah, bagi Anda yang ingin mengedit foto namun belum pernah menggunakan Photoshop, mungkin tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda dan juga bagi saya tentunya. Sebab, satu-satunya harta yang paling berharga yang tidak akan berkurang jika dibagikan adalah ilmu, dan kebetulan saya mempunyai sedikit pengetahuan tentang Photoshop ini. Saya juga mohon maaf jika seandainya nanti ada tulisan atau kata-kata saya yang tidak berkenan.

Sebelum kita bicara lebih jauh tentang cara penggunaan Photoshop ini, ada baiknya kita lihat dulu seperti apa tampilan dari Photoshop itu sendiri. Coba Anda lihat gambar dibawah ini :

Photoshop cs6.www.pilarfoto.blogspot.com

Seperti yang Anda lihat, Photoshop sudah menyusun dengan sangat rapi dan lengkap untuk memudahkan kita dalam mengedit sebuah foto. Ibaratkan kita akan melukis, pada Photoshop sudah tersedia semua yang kita butuhkan. Pena, cat, penghapus dan sejenisnya tinggal kita gunakan sesuai keperluan, bahkan "meja" untuk melukis pun Photoshop sudah menyediakannya.

Sekarang, untuk lebih memudahkan kita dalam memahami cara penggunaan Photoshop ini, disini saya akan bagi area kerja Photoshop menjadi 4 bagian. Lihat lagi gambar dibawah ini :

Area Kerja Photoshop.www.pilarfoto.blogspot.com

1. Tool Box

Sesuai namanya, disini berisi semua peralatan yang akan kita gunakan untuk melakukan pengeditan. Move tool untuk mengatur posisi dan ukuran perspektif foto, Marquee tool untuk melakukan seleksi dan seterusnya. 

2. Menu

Pada bagian menu ini berisi beberapa pengaturan untuk merubah tampilan Photoshop, membuka lembar/layer baru, menyimpan hasil kerja, melakukan koreksi warna pada foto dan beberapa pengaturan lainnya.

3. Option Bar

Pada bagian ini, Anda dapat melakukan settingan pada tool yang aktif pada tool box. Settingan ini bisa berupa ukuran, model/jenis tool yang dipakai dan sebagainya.

4. Palette

Sebuah Palette biasanya berisi informasi dan perintah yang dibutuhkan sewaktu kita bekerja dengan Photoshop. Lebih dari 15 buah Palette telah disediakan Photoshop, untuk dapat menampilkannya bisa dari Menu window kemudian klik atau ceklist salah satu pilihan palette yang dibutuhkan.

Nah, setelah kita mengetahui sedikit tentang bagian area kerja dari Photoshop, sekarang mari kita coba menggunakannya...

• Untuk langkah awal kita akan buat sebuah dokumen baru dengan meng klik menu File kemudian New. Kita akan dibawa pada jendela baru seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Membuat Dokumen Baru.www.pilarfoto.blogspot.com

• Setelah kita isi semua kolom yang tersedia dan menekan tombol OK, maka kita akan dibawa kembali pada area kerja Photoshop. Namun disini kita sudah mempunyai sebuah dokumen baru berwarna putih sesuai dengan pengaturan yang kita lakukan pada langkah sebelumnya

Dokumen Baru.www.pilarfoto.blogspot.com

• Sekarang mari kita isi atau masukkan sebuah warna pada dokumen baru tersebut. Pertama, Pilih warna dari Palette Swatches (Menu window__swatches). Kedua, pada Tool box pilih gradient tool kemudian siram pada dokumen baru

Mengisi Warna Pada Sebuah Layer.www.pilarfoto.blogspot.com

Dapat Anda lihat sekarang, dokumen sudah berubah warna sesuai dengan warna yang

dipilh pada pallet swatches 

• Selanjutnya kita akan coba masukkan beberapa buah foto kedalam dokumen. Caranya, pertama buka dulu foto yang akan dimasukkan dari menu File__Open kemudian pilih foto yang diinginkan dan tekan tombol Open. 

Membuka Foto baru.www.pilarfoto.blogspot.com

• Langkah berikutnya, aktifkan Move tool pada Tool box. Setelah itu klik dan tahan pada foto kemudian seret ke dokumen baru.

Memindahkan Foto kedalam Dokumen Baru.www.pilarfoto.blogspot.com

Langkah ini dapat juga Anda lakukan dengan memilih pada menu Select__Select All, 

Kemudian pilih lagi menu Edit__Copy dan Paste pada Dokumen baru

• Jika sudah, sekarang foto sudah berada pada dokumen baru, namun mungkin posisi dan ukurannya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Nah, untuk mengaturnya kita gunakan lagi Move Tool. Namun sebelumnya, kita harus pastikan dulu bahwa pilihan Auto select dan Show Transform Controls sudah di ceklis atau sudah dalam keadaan aktif. 

Option Bar pada Move Tool.www.pilarfoto.blogspot.com

• Oke, selanjutnya silahkan Anda atur ukuran dan posisi foto. Perlu dingat, khusus untuk mengatur ukuran foto pada dokumen, Anda harus menekan tombol Shift pada keyboard kemudian klik pada salah satu sudut bidang transform. Langkah ini adalah untuk mempertahankan perspektif ukuran pada foto, sehingga perbandingan antara panjang dan lebar foto akan tetap terjaga. 

Mengatur ukuran dan posisi foto.www.pilarfoto.blogspot.com

• Jika Anda ingin memasukkan beberapa buah foto, Anda dapat memilih menu File__Open, kemudian lakukan lagi langkah-langkah seperti diatas

Memindahkan Foto kedalam Dokumen Baru.www.pilarfoto.blogspot.com

• Terakhir silahkan Anda simpan hasil kerja Anda pada menu File__Save As

Nah, itulah sekilas tentang cara menggunakan Photoshop. Contoh diatas merupakan salah satu teknik dasar pada Photoshop dan hanya menggunakan sebagian dari banyaknya fitur yang ada pada Photoshop.

Untuk selanjutnya silahkan Anda berkreasi sendiri dengan mencoba fitur lainnya yang ada pada Photoshop ini. Sebab dengan terus mencoba dan berlatih, Anda akan lebih paham dan tentu saja juga akan menambah wawasan Anda dalam menggunakan Photoshop ini.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Read More